Perjuangan Ayah

Hari menjadi gelap, satu-satu tetesan hujan mulai membasahi sekucur tubuh ini, aku mencari sebatang pohon, tak lama aku menemukannya.. Selama sejam aku menunngu redahnya hujan di pagi ini. Beribu daun pohon pun tak mampu menghalangi derasnya hujan.

Sudah lama aku nantikan hujan ini. Aku pikir, turunnya hujan ini akan menyuburkan ayahku di kampung. Namun apa? Kesialan yang aku dapatkan. Akibat hujan yang deras sepanjang hari, tanaman ayahku terendang air "terdengar kabar demikian dari teman sekampungku". Rasa kasihan muncul pada diriku, air mata pun mulai menetes memikirkan betapa perihnya ayahku mencari nafkah untuk ibu dan adikku beserta aku yang masih kuliah.

Rasa kasihan menyelimutiku selama seminggu. Hujan deras selama seminggu tak kunjung berhenti. "Sehari hujan saja tanaman ayahku tergenang dan akan mati, apalagi kalau hujannya seminngu".
Melihat keadaan seperti ini, hati aku bergerak untuk kembali ke kampung membantu ayahku. Selama 4 jam menempuh perjalanan, akhirnya aku sampai di kampung, namanya kampung Rilau ale.

Tidak ada aktifitas di kampung ini, orang-orang mendiam di rumah masing-masing akibat hujan yang tak kunjung henti. Suara aliran sungai dibelakang rumah aku terdengar kencang air menggelentingkan bebatuan, tempat ikan lele bersembunyi.

Namun, berbeda dengan ayahku. Dia tetap semangat menjaga dan melindungi tanamannya dari genangan air dengan mengurasnya. Aku salut sama beliau. Aku menyusul beliau ke kebun, kata ibu tadi " ayahku ada di kebun" namun sudah sejam aku mencarinya dan meneriakkan suara AYAH kepadanya, tak satu katapun terbalas dari mulutnya.

Tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil mengenakan pakaian seragam SD menghampiriku, dari kejauhan aku sudah bisa menduga kalau dia itu Uli, "adikku". Tangisan menemani perjalanannya menyusuri pematang sawah, aku heran, "kok dia menangis". Aku mengira kalau ayahku dalam keadaan tangis. Namun Uli membwa sebuah kabar yang menggembirakan. Ayahku terpilih menjadi pemenang pengarang puisi yang diadain oleh Akkarena Community dan hadiahnya sebuah Tour and Travel keliling Eropa.

Aku berpikir, hadiahnya bisa ditukar atau tidak, namun di sisi lain itu sudah menjadi ketentuan. Aku hanya bisa berandai andaikan hadia itu Tour and Travel Umroh dan si pemenang bisa memilih seseorang untuk mendampingi beliau dalam perjalanannya, tanpa pikir panjang aku tunjuk bundaku tercinta.

Disis lain aku senang melihat ayahku berhasil memenangi kompetisi itu tak lebih lagi bundaku tercnta dan adikku sampai-sampai mereka menangis menahan haru.. Terima kasih ya ALLAH...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN WAWANCARA ADS/AAS

THOUSANDS QUESTIONS

MEMILIH KAMPUS UNTUK APLIKASI BEASISWA ADS/AAS