A BIT OF ADS/AAS SCHOLARSHIP
A
BIT OF ADS/AAS SCHOLARSHIP
Mimpi untuk bersekolah
di luar negeri bisa saja diwujudkan jika seseorang memiliki tekad yang kuat,
gigih, dan pantang menyerah dalam mencari penyedia dana (beasiswa), khusus bagi
mereka termasuk saya yang memiliki mimpi untuk bersekolah di luar negeri namun
terkendala dari segi finansial. Bagi mereka yang memiliki mimpi bersekolah di
luar negeri, tak main-main usaha yang mereka jalani mulai dari mati-matian
belajar Bahasa Inggris hingga mereka rela meninggalka keluarga kecil mereka
demi memenangkan sebuah “beasiswa”. Ada banyak harapan kesedihan, hingga
kebahagian dalam perjuangan mendapatkan penyedia dana (beasiswa). Jika
menyebutkan satu per satu daftar beasiswa untuk Developing Country khususnya Indonesia rasanya sangat tidak mungkin
untuk ditulis. Hal ini disebabkan karena ada banyak bahkan ribuan beasiswa
untuk melanjutkan studi baik S1, S2 (Master), hingga S3 (Doktor). Mulai dari
beasiswa dari Universitas itu sendiri, beasiswa kerjasama bilateral pemerintah
Indonesia dengan negara lain, perusahaan, NGO, hingga beasiswa dari pemerintah
Indonesia itu sendiri.
Pada tulisan kali ini,
saya ingin menceritakan perjalanan panjang saya sehingga bisa menjadi salah
satu penerima beasiswa dari pemerintah Australia di tahun 2016 ini yang pada
dasarnya wujud komitmen pemerintah Australia bekerjasama dengan pemerintah Indonesia
untuk meningkatkan sumber daya generasi muda Indonesia di bidangnya. Australia
berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia di negara-negara berkembang
salah satunya adalah Indonesia melalui beasiswa Australia Award Scholarship (AAS) dulunya (Australia Development Scholarship (ADS).
AAS
sapaan akrab untuk beasiswa ini adalah salah satu beasiswa bergengsi yang disediakan
pemerintah Australia kepada generasi-generasi muda Indonesia. Untuk tahun 2015 sendiri,
ada sebanyak 200 penerima dari 4200 pelamar terdiri dari beberapa disiplin
ilmu. Saya sendiri berkonsentrasi pada pendidikan khususnya perpaduan
pengajaran Bahasa Inggris dan pendalaman ilmu linguistik Bahasa Inggris yang
dikenal dengan Applied Linguistics.
Menjadi salah satu penerima beasiswa ini adalah sebuah kesyukuran bagi saya
yang notabenenya memiliki minim pengalaman dalam dunia kerja dan prestasi saat
masih berstatus mahasiswa dan siswa. Namun saya percaya, jika kita berusaha
karena Allah SWT maka semua akan indah.
Tidak mudah bagi saya
memenangkan beasiswa ini, hingga sampai saat tulisan ini saya muat ke blog saya rasa-rasanya masih bermimpi,
apalagi saya memiliki minim prestasi dibidang saya. Adapun hal-hal pokok yang
harus saya tahu sebelum saya medaftar pada beasiswa ini adalah:
1.
Siapa saya?
2.
Kenapa saya yang harus mendapatkan
beasiswa bersekolah di luar negeri?
3.
Apa nilai jual dalam diri saya?
4.
Dengan siapa saya akan bersaing?
5.
Bagaimana saya bisa memenangkan beasiswa
ini?
Pertanyaan-pertanyaan
simpel di atas menuntun saya untuk (1) selalu mawas diri, (2) bergerak untuk
mencari keseimbangan dengan calon yang lain, dan (3) menyusun strategi untuk
memenangkan beasiswa tersebut. Pada intinya adalah sebelum mendaftar beasiswa
tersebut anda harus mengetahui terlebih dahulu visi dan misi dari beasiswa ini.
Lalu bagaimana caranya mengetahui visi dan misinya? Mohon dengan seksama
membaca dengan teliti handbook Australia Award
Scholarship dan mencari tahu banyak informasi serta pengalaman alumni AAS baik dari internet, dosen, ataupun
dari teman kerja.
Tiga poin penting di
atas menjadi landasan utama saya memenangkan beasiswa ini:
1.
Selalu
Mawas Diri
Saya selalu sadar bahwa saya bukanlah
orang yang memiliki banyak prestasi dan pengalaman kerja sehingga dengan begitu
saya terus bergerak untuk turut aktif dalam kegiatan-kegiatan volunteering,
rajin mengikuti seminar-seminar baik yang berskala nasional dan internasaional,
dan turut aktif membuat artikel atau penelitian pada bidang ilmu saya. Intinya,
anda harus tahu sejauh mana kapasitas diri anda. Apakah anda adalah Buah mangga
yang manis atau buah mangga yang masih mengkal. Jika masih mengkal, teruslah
perbanyak pengalaman anda yang memiliki dampak pada aplikasi beasiswa anda
nantinya
2.
Mencari
Keseimbangan
Saya selalu membanding diri saya dengan
alumni AAS sebelumnya dan pesaing
saya pada kompetisi memenangkan beasiswa ini. Cara untuk mengetahui kapasitas
saya dan alumni yang sejurus dengan jurusan saya adalah dengan mencari tahu
mereka lewat internet, dosen, dan forum penerima AAS disetiap daerah. Saya tak segang-segang menanyakan langsung
kemereka apa-apa saja kegiatan yang mereka lakukan untuk menunjang aplikasi beasiswa
mereka, apa yang membuat mereka spesial sehingga mereka memenangkan beasiswa
ini, lal yang paling penting adalah sejauh mana kualifikasi pesaing kita. Untuk
mengetahui sejauh mana kualifikasi calon penerima lainnya itu bisa dilihat seberapa
sering anda sharing dengan alumni, sejauhmana usaha anda mendapatkan informasi
dari mereka melalui pihak AAI, dan
jika anda selalu membaca blog alumni maka anda bisa membayangkan kualifikasi
anda sudah melebihi dari pesaing anda atau setidaknya ada pada level yang sama.
3.
Strategi
Bagi saya, setiap pelamar memiliki strategi
masing-masing, ada yang menonjolkan prestasi-prestasinya pada saat menjawab
pertanyaan di form aplikasi, ada yang membanggakan pekerjaannya, ada yang
menjwab pertanyaan di from aplikasi dengan bercerita banyak tentang
kegiatan-kegiatan yang selama ini dia kerjakan, hingga saya hanya memilih untuk
tidak menonjolkan apapun. Saya hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan diaplikasi
sesederhana mungkin dan sesuai yang ditanyakan, tidak menonjolkan secara
spesifik bahwa saya pernah begini, pernah menjadi perwakilan Indonesia, atau
pernah menjadi juara 1. Intinya saya
hanya menjawab pertanyaan di form aplikasi strike
to the point dan menyesuaikan apa visi dan misi beasiswa ini.
Makassar,
23 Juni 2016
Andi Miftahul Maulidil
M
Feel
free for further information or sharing
FB:
Miftahul Maulidil Mursyid
IG:
miftahulmaulidil
Email:
miftahulmaulidil@gmail.com
Line:
miftahulmaulidil
WA:
082349213626
Komentar
Posting Komentar