12 Bulan Purnama Sebelum Kita Bertemu Lagi

  Rasanya terlalu dini untuk mengucap selamat tinggal untukmu, terlalu kasihan untuk menghilangkan kenangan, dan terlalu kejam untuk melukai hati kamu dan aku. Namun, kamu pernah mengatakan seperti ini “kebersamaan ini ibarat roh dan jiwa, lambat laun akan berpisah” yah, hari ini aku baru menyadari itu semua, tepatnya hari selasa, 20 Agustus 2015. Bahkan kisah ini hampir sirna begitu saja. Kembali mengenang masa-masa pahit sebelum kepergianmu.
    Butuh dua belas bulan purnama untuk aku bertemu dengan kamu lagi terhitung hari ini. Sejuta tanya dalam benak ketika hening datang, apalagi hujan di bulan ini. Terlalu dingin untuk menyelimuti anganku malam ini tentang dirimu sambil meneguk kopi latte ala Mr black. Tadinya kantuk menyerang system imunku, akan tetapi ia pergi begitu saja tanpa pamit. Tiba-tiba pikiranku diselimuti kembali olehmu. Aku berusaha untuk tidur, namun rasa kantuk itu pergi entah kemana bahkan tidak ada  tanda-tanda untuk datang.
   Inikah caramu menyiksa diriku, membiarkan mataku setiap malam tak terpejam hingga fajar menjelang lalu pagi datang. Bayangkan kalau dua belas purnama yang akan aku lewati  lalu kita  bertemu dan selama itu mataku tak terpejam hingga fajar. Bayangkan!! Bukan hati yang kamu sakiti, aku mengakui hal itu, namun kamu tahu setiap mataku membelalak, ada takut yang menghantuiku, takut untuk jatu cinta kedua kalinya.
                 
                                                                               Makassar, 22 Agustus 2015
                                                                               Miftahul Maulidil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN WAWANCARA ADS/AAS

THOUSANDS QUESTIONS

MEMILIH KAMPUS UNTUK APLIKASI BEASISWA ADS/AAS