TERIMA KASIH

TERIMA KASIH
Terima kasih telah singgah membubuhi warna dalam hidupku. Saya belajar dari kepergianmu menuju dunia yang takjub. Belajar untuk ikhlas, belajar untuk tidak berharap pada sebuah harapan, dan belajar untuk tidak mencintai melebihi cinta-Nya pada ummat-Nya. Sehari keberangkatanmu menuju dunia yang takjub, nada telepon genggam saya berdering. Rasanya tidak mungkin ada seseorang yang akan menghubungiku pagi hari kecuali orang tuaku dan kamu.  Oh iya, saya baru ingat ternyata nada sms dan nada telpon masuk saya sama, simple plan “jet lag”
Ternyata, sebuah pesan singkat yang masuk ke telpon genggam saya. Isinya kurang lebih seperti ini “mohon maaf, ini nomor siapa? Dan yang lebih mengherankannya lagi nomor tersebut sudah memiliki riwayat pesan sebelumnya di telepon genggam saya beberapa hari yang lalu. Saya tidak serta merta membalas pesan singkat itu, saya membiarkannya begitu saja sembari menebak-nebak siapa kah dia. Lalu kuyakinkan diriku bahwa orang ini bukan orang biasa, firasat itu tiba-tiba muncul di dalam hati saya.
Yah, aku menerka untuk membalas pesan singkat, bunyinya seperti ini “Muldi bu’” kemudian beberapa menit kemudian datanglah pesan singkat ke-dua kalinya. Rasanya ragu untuk membuka, saya khawatir salah menerka. Dan walhasil firasat ini benar kalau ternyata dia (ibumu). Banyak pertanyaan yang ibumu tanyakan pada saya. Kujawab dengan sejujurnya. Lalu sesaat setelah menyudahi perbincangan kami melalui pesan singkat. Saya sadar bahwa ibumu sangat peduli dengan hubungan kita. Satu pesan dari dia “saling percaya dan beri semangat untuk dia agar bisa mendapatkan nilai yang bagus” lalu kuakhiri perbincangan kami dengan kata “Insyaallah bu”  
Mohon maaf saya tidak menyampaikan secara langsung pada dirimu, namun kusimpan secara rahasia di blog saya. Kupikir blog saya sepi dengan pengunjung maka kujadikan ia tempat curhat pribadi saya. Bukan di sosial media, bukan pula curhat sama teman sebab bagi saya ruang di sosial media terlalu pendek untuk memenuhi curhatan saya, bukan pula sama teman, sebab saya tidak ingin menambah kesengsaraan hidup mereka. aku memilih blog, sebab hampir tidak ada pengunjung di blog saya dan jarang sekali orang-orang mengunjungi blog orang lain.
Utamanya saya tidak bercerita sama dirimu sebab kamu pasti sibuk di sana. Mulai dari sibuk memikirkan menu sarapan pagimu hingga tugas-tugas kuliahmu. Belum lagi meladeng pertanyaan-pertanyaan scholarship hunter, teman-teman baru kamu di sana, serta penggemar kamu itu (hehehe).

Kuakhiri tulisan acakan ini serta tidak memiliki arah, terima kasih atas semua kenangan yang engkau berikan pada saya selama 5 tahun. Ucapan terima kasihku ini tidak menandakan bahwa kita berpisah dalam hubungan tanda kutip, tahun depan kita akan bertemu lagi. Namun tahun depan ada rencana yang kita songsong bersama. Dan rencana itulah masih menjadi rahasia kita. Begitu pula tuhan, dia punya rencana buat hubungan kita. Namun saya percaya pada-Nya memberikan yang terbaik buat hubungan kita. Akhirnya, cerita yang selama ini kita ciptakan bersama sudah berada setengah halaman. Tak teras.


Makassar, 6 September 2015


Miftahul Maulidil M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN WAWANCARA ADS/AAS

THOUSANDS QUESTIONS

MEMILIH KAMPUS UNTUK APLIKASI BEASISWA ADS/AAS